Never Mind the Bollocks, Here’s Sex Pistols!
Bagi mereka yang suka mendengarkan music punk atau rock,
tidak tahu siapa Sex Pistol adalah dosa. Bagi yang belum pernah tahu genre punk atau apa itu
sex pistol , mari kita baca hal yang membuat band punk ini begitu spesial untuk
saya.
Sekilas, orang yang tidak suka punk akan bertanya, ‘apa sih
spesialnya band yang cuman hobi teriak-teriak ini?’. Apalagi Johny Rotten,
vokalisnya tidak punya suara merdu layaknya John Lennon atau senyum sejuta
dollar-nya Elvis Prisley. Liriknya juga terkesan ngawur dengan kata-kata yang jauh dari romantis. Dan yang paling parah adalah: nama band-nya
cabul! Astaghfirullah!
Ya, sex pistol bakal masuk black list semua orangtua ketika musiknya diputar oleh
anak-anaknya. Namun bagi saya, Sex Pistols adalah band bersejarah. Meskipun
mereka bilang museum adalah ‘a piss stain’.
Lebih dari omongan yang terkesan embongan,
kasus kontroversi dan nama band mereka yang cabul, menurut saya Sex Pistol
adalah monumen dari era punk tahun 70-an di Inggris yang sifatnya mirip dengan
Hippies-nya Beatles. Meskipun mereka memiliki gaya seperti langit dan bumi.
Memang apa yang terjadi tahun 1975 ketika band ini berdiri?
Jawabannya ada di buku textbook Sejarah Desain dahulu. Namun
karena tidak semua orang membaca, saya akan menjelaskan semampu saya saja. Jadi
gerakan ini merupakan suatu ekspresi akan rasa frustasi anak muda di tahun
tersebut akan ekonomi yang tidak kunjung membaik (di Inggris) dan perang terus
berlangsung baik di Vietnam atau perang dingin USA dan Uni Soviet.
Jika hal ini melahirkan psychedelia dan gerakan sosial
hippies, nantinya, hal ini juga melahirkan generasi seperti Sex Pistols yang
memulai era punk. Jika hippies memiliki pandangan yang lebih santai dengan
menyebarkan cinta, punk memiliki pandangan yang jauh lebih skeptis, bahkan
agresif mengenai keadaan sosial dan ekonomi saat itu.
Contohnya saja lagu Sex
Pistols God Save The Queen, salah satu liriknya berbunyi there is no future in England’s dreaming yang
menggambarkan rasa frustasi akan tingkat pengangguran Inggris yang tinggi pada
tahun 1975. Bukannya dalam menghadapi apapun kita harusnya selalu optimis? Kenapa
harus menghargai sekelompok pemuda yang teriak-teriak di mikrofon untuk
mengeluhkan keadaan?
Well, satu hal yang saya sukai dari musik punk adalah
kejujuran mereka dalam berekspresi. Sumpah serapah yang tidak disensor,
sindiran yang menghina bahkan ratu Ingrris?! Dan tentunya sinisme mereka. Orang
sinis adalah orang yang jujur dalam melihat keadaan. Dan bisa saja, lagu-lagu
sex pistols adalah catatan sejarah yang paling jujur yang tidak akan
dimanipulasi di masa depan. Liriknya menangkap rasa marah,
frustasi akan keadaan di masa tersebut.
Dari semua hal yang membuat Sex Pistols dianggap sebagai mbah-nya band Punk, saya paling menyukai
lirik-liriknya. Mendengarkan atau membaca liriknya seperti membaca sebuah
puisi. Bukan jenis puisi dengan pesan rahasia dan kata-kata indah. Lirik Sex
Pistols seperti puisi versi kasar dan marahnya. Namun untuk anak-anak yang
besar di lingkungan kelas pekerja, lirik Sex Pistols menurut saya sangat
cerdas.
Rasanya seperti dihadapkan pada sebuah
puzzle. Mungkin apa yang mereka ungkapkan akan langsung dipahami oleh orang
pada era mereka, namun bagi saya yang sudah lahir di jaman enak, seperti kata nenek saya, tentunya sulit memahami derita
mereka dengan sebaris kata-kata yang terdengar ngaco.
Lihat saja lirik salah satu lagunya, Holiday In The Sun
cheap holiday in other peoples misery!
I don't wanna holiday in the sun
I wanna go to the new Belsen
I wanna see some history
'Cause now I got a reasonable economy
Now I got a reason, now I got a reason
Now I got a reason and I'm still waiting
Now I got a reason, now I got reason to be waiting
The Berlin Wall
Sensurround sound in a two-inch wall
I was waiting for the communist call
I didn't ask for sunshine, and I got World War Three
I'm looking over the wall and they're looking at me
Now I got a reason, now I got a reason
Now I got a reason and I'm still waiting
Now I got a reason, now I got a reason to be waiting
The Berlin Wall
They're staring all night and they're staring all day
I had no reason to be here at all
And now I got a reason, it's no real reason
And I'm waiting at Berlin Wall
I'm gonna go over the Berlin Wall, I don't understand this thing at all
I gonna go over and over the Berlin Wall, I'm gonna go over the Berlin Wall
I'm gonna go over the Berlin Wall
Claustrophobia, there's too much paranoia
There's too many closets we went there before
And now I gotta reason, it's no real reason to be waiting
The Berlin Wall
I gotta go over the Wall, I don't understand this thing at all
This third rate B-movie show, cheap dialogue, cheap essential scenery
I gotta go over the wall, I wanna go over the Berlin Wall
Before me come over the Berlin Wall, I don't understand this bit at all
I'm gonna go over the wall, I'm gonna go over the Berlin Wall
I'm gonna go over the Berlin Wall, come on come over the Berlin Wall
I don't understand this thing at all
Please don't be waiting for me
Satu kali baca lirik lagu diatas pasti tidak akan memberi
tahu kita apa-apa selain mereka liburan ke Jerman yang lagi disinari matahari
kemudian ada komunis terus mungkin mereka nggak bisa Bahasa Jerman, jadinya
mereka tidak paham apa-apa. Namun, yang spesial, setelah saya mencari apa itu
New Belsen, arti lagu ini jadi naik pangkat dari lirik lagu teriak-teriak ke
puisi yang estetis (karena estetis tidak harus cantik).
Lirik diatas bercerita mengenai sinisme grup band ini ketika
berlibur di Jerman tahun 70-an. Sinisme mereka yang dituangkan dalam kata ‘new belsen’.
Belsen merupakan camp konsentrasi Nazi untuk mengurung para yahudi supaya tidak
berbaur dengan warga Jerman lain. Setelah berdirinya Berlin Wall, Jerman
seperti menjadi New Belsen. Warga Jerman terkurung di dinding setebal dua inchi
dan paraoida mereka akan komunis di seberang tembok.
Sementara itu, Sex Pistol menganggap hal ini sangat konyol.
Karena semua tentunya adalah efek perang propaganda kepentingan antara USA dan Uni Soviet
yang berperang dari kedua sisi dinding tersebut. I'm looking over the wall and they're looking
at me adalah
sarkasme mereka akan keparanoidan orang Jerman. Seolah-olah memandang tembok
akan langsung menghadapkan kita pada komunis. Seolah-olah melihat komunis saja
akan membuat kita langsung terkutuk. Padahal sebenarnya siapa monsternya?
Karena itulah saya sangat menyukai band ini. Karen liriknya
tidak terlalu mudah seperti musik pop yang siang malam terdengar di dunia kita.
Berbeda dengan musik pop yang kekinian, ada sesuatu yang diceritakan dalam
setiap lagu Sex Pistols. Saya sendiri tidak akan bilang saya penyuka music punk,
karena kadang-kadang musik mereka membuat kuping saya sakit. Namun yang membuat
lagu-lagu band ini spesial adalah cerita dan sejarah yang tidak akan ditangkap
oleh lagu-lagu Taylor Swift atau kegalauan Justin Bieber.
Banyak orang yang tidak suka dengan genre musik yang
terdengar kasar atau liriknya yang penuh hinaan. Menurut saya, mereka mungkin
kurang memahami pesan yang disampaikan Sex Pistols. Lirik-lirik mereka
menyampaikan permasalahan sosial di UK pada jaman tersebut, yang menunjukkan,
mereka adalah orang yang peka terhadap keadaan. Dan ini adalah salah satu
bentuk protes mereka akan keadaan yang kacau balau pada saat tersebut.
Meskipun jauh dari indahnya lirik lagu the beatles yang
bikin damai atau classy seperti Frank Sinatra, Sex Pistols dan sumpah
serapahnya, dengan sikap agresif dan urakannya tentunya tidak kalah keren.
Hanya saja packaging Sex Pistol tidak indah atau bersih. Dan ini membuat grup
band ini memang patut mendapat tempat di jajaran band paling berpengaruh di
dunia musik maupun gerakan sosial punk. Never mind the bollocks, here’s sex
pistols!
note:
Play Casino Site 2021 - LuckyClub.live
BalasHapusLuckyClub is a gambling site operated by Pragmatic Play Limited. It provides a number of online casino games, live casino, and a variety luckyclub.live of casino