Memento Movie Review: Living In The Past
Momento adalah
film bergenre misteri dan thriller kaya Christopher Nolan tahun 2000. Ketika
pertama kali ditayangkan, Momento memiliki pesaing berat yakni Pearl Harbour
dan The Mummy Return. Meskipun kalah secara budget dan euphoria penonton,
Memento menjadi film yang paling lama bertahan di bioskop karena plotnya yang
tidak biasa dan membuat penonton penasaran.
Memento
berkisah tentang Leonard Shelby, pria asal San Fransisco yang mengalami
anterograde amnesia yang berusaha membalas dendam untuk kematian istrinya yang
diperkosa dan dibunuh. Leonard tidak mampu membuat memori baru setelah
kepalanya dihamtam saat berusaha menyelamatkan istrinya, sehingga memorinya
hanya berhenti di saat istrinya meninggal.
Untuk
membuatnya ingat akan kejadian sebelumnya, Leonard mentato petunjuk dan
informasi tentang pembunuh istrinya di tubuhnya dan menjalani hari demi hari
untuk membalas dendam.
Hal yang paling
menarik dari Memento adalah plotnya. Film dimulai dengan credit dengan latar
belakang foto yang semakin digoyangkan, isinya semakin menghilang. Kemudian
film dimulai dengan adgen dimana Leonard memotret orang yang baru saya dia
tembak kepalanya.
Setelah itu
adegan mengalami reverse dimana semua darah, peluru dan tembak kembali ke awal
hingga menampilkan adegan mengganggu ketika Leonard menembak kepala orang yang
ada di depannya.
Setting pun
beralih ke sebuah motel, dimana Leonard terbangun dan bertanya kenapa dia ada
di kamar tersebut. Semua ditampilkan dengan warna hitam-putih. Dan seterusnya
film beralih dari adegan yang ditampilkan berwarna dan hitam putih.
Sekilas, orang
akan mengira kalau kisah Leonard ditampilkan dengan cara terbalik, dari akhir
ke awal. Namun kenyataannya tidak. Christopher Nolan membuat memento dengan
plot yang berjalan mundur, sekaligus berjalan maju. Ada 22 potongan scene yang
digunkan untuk menceritakan Memento. 11 adegan berjalan mundur, dan 11 adegan
lainnya berjalan maju.
Uniknya, Nolan
membuat 11 adegan tersebut saling berselang-seling satu sama lain. 11 adegan yang
berjalan mundur ditampilkan dengan gambar berwarna, sedangkan 11 adegan yang
maju ditampilkan secara hitam-putih. Jika adegan mundur (berwarna) akan diberi
simbol alfabet sedangkan adegan yang
berjalan maju (hitam-putih) diberi simbol angka, maka plot memento akan
berjalan seperti ini:
Credit-Z-1-Y-2-X-3-W-4-V-5-U-6-T-7-S-8-R-9-Q-10-P-11
Adegan P dan 11
yang merupakan bagian dimana plot yang maju dan mundur digambarkan dengan sangat
baik dengan transisi warna, dari warna hitam dan putih menjadi berwarna. Adegan ini adalah ketika Leonard habis
menembak Jimmy, setelah memotret, tangan Leonard yang memegang foto
bertransformasi dari hitam putih menjadi berwarna, baru kemudian adegan menjadi
berwarna hingga akhir film.
Secara cerita,
Memento memang tidak terlalu unggul. Sebelum seperempat durasi dimulai, saya
pribadi sudah bisa menebak kalau Teddy yang ditembak Leonard di awal bukan
orang yang membunuh istrinya. Namun yang mengejutkan adalah akhir film atau
dalam hal ini, adalah awal kisah Leonard menemukan pembunuh istrinya, dimana
Leonard ternyata yang menciptakan semua misteri dan pemburuan pembunuhan
isterinya.
Meskipun
begitu, karakter Leonard diceritakan secara mendalam oleh Nolan dalam film ini.
Leonard yang dulunya merupakan penyelidik asuransi yang terobsesi akan salah
satu pasiennya, Sammy yang mengalami anterograde amnesia seperti dirinya.
Namun Leonard
bersikukuh kalau dirinya berbeda dengan Sammy. Sammy tidak memiliki sistem, dan
tidak bisa menyadari kalau dia mengalami amnesia, sementara Leonard mampu
mengetahui dan melanjutkan hiduonya melalui catatan dan tattoo yang dia tulis
di sekujur tubuhnya.
Yang menarik
adalah karena di akhir, John Edward Gammel (John G) mengungkapkan kalau cerita
tentang Sammy adalah karangan Leonard sendiri, untuk menutupi kebenaran kalau
dia yang membunuh istrinya dengan menyuntikkan insulin berkali-kali. Dalam
suatu review oleh Salon, penulisnya mengungkapkan kalau Nolan sebenarnya ingin
mengkritisi perilaku manusia dalam karakter Leonard Shelby.
Dalam
monolognya, Leonard mengungkapkan Sammy tidak ingat akan siapa orang yang
dilihatnya setelah 15 menit, namun dia berusaha terlihat mengenali orang
tersebut karena tidak ingin dianggap aneh atau berbeda. Hal ini mencerminkan
perilaku manusia yang tidak mau dianggap berbeda dari yang lain, bahkan dengan
berpura-pura.
Yang menarik
lagi, adalah bahkan setelah Teddy (John G) membeberkan semua kebenaran kepada
Leonard bahwa Leonard sudah membunuh orang yang membunuh istrinya, dan bahkan
membunuh orang lain untuk menghidupkan imajinasinya, dia tetap memilih
kebohongan yang dia ciptakan sendiri. Bahkan akhirnya menuliskan ‘Don’t believe
his lies,’ di foto Teddy yang akhirnya menjadikan Teddy sasaran balas
dendamnya. Dan berakhir pada kematian Teddy di akhir film.
Teddy juga
salah karena dia memanipulasi amnesia Leonard sebelumnya. Teddy memanfaatkan
motivasi balas dendam Leonard untuk membantunya menghabisi gembong narkoba yang
diburu oleh Teddy. Sehingga dalam film ini, tidak ada karakter antagonis maupun
protagonis.Dan pada akhirnya, Leonard memilih untuk mempercayai kebohongan yang
diciptakannya sendiri agar hidupnya yang hanya memiliki durasi ingatan selama
beberapa menit memiliki arti.
Ditulis oleh Saktia Golda S
cr foto: http://cinemags.id.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/wp-content/uploads/2015/11/Remake-Memento.jpg
0 komentar: